Ulama dan Ormas Islam Mesir
menyelenggarakan Mu’tamar Umat Mesir untuk Dukungan Revolusi Suriah pada Sabtu
(15/6/2013) di stadion Kairo, Mesir.
Beberapa ulama besar dan tokoh Islam
di Mesir tampil sebagai orator dalam aksi solidaritas Mesir untuk Suriah
tersebut. Di antaranya Syaikh Muhammad bin Abdul Maqshud al-Afifi, Syaikh
Muhammad Hassan, Syaikh Shafwat al-Hijazi dan lain-lain.
Mu’tamar Umat Mesir untuk Dukungan
Revolusi Suriah dihadiri oleh puluhan ribu umat Islam. Hal yang sangat menarik
dalam Mu’tamar tersebut adalah kehadiran Presiden Muhammad Mursi sebagai salah
seorang orator. Tak pelak Mu’tamar itu mendapat liputan langsung dari
stasiun-stasiun TV Mesir dan Timur Tengah.
Di hadapan puluhan ribu kaum muslimin
yang memadati stadion Kairo, Presiden Mursi berorasi selama kurang lebih 26
menit. Stasiun TV Mesir, On TV, melaporkan Presiden Mursi mewakili seluruh
rakyat Mesir menyatakan dukungannya kepada rakyat Suriah dan revolusi Suriah.
Orasi Mursi disambut dengan antusias dan pekikan takbir oleh puluhan ribu umat
Islam yang hadir di stadion Kairo.
Berikut ini terjemahan orasi
Presiden Mursi seperti disiarkan secara live oleh On TV pada Sabtu (15/6/2013).
Presiden Mursi berdiri di podium dan
lantas mengangkat suaranya:
Labbaiki ya Suriah….(Aku penuhi panggilanmu wahai Suriah)
Labbaiki ya Suriah…(Aku penuhi panggilanmu wahai Suriah)
Labbaiki ya Suriah…(Aku penuhi panggilanmu wahai Suriah)
Dengan
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Maha Suci Allah Yang berfirman di
dalam kitab-Nya yang agung:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ
بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
Telah diizinkan bagi orang-orang
yang dizalimi untuk berperang dan sungguh Allah Maha Berkuasa untuk menolong
mereka. (QS. Al-Haj [22]: 39)
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan
salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
yang telah mengajarkan dan mengarahkan kita, dan beliau adalah guru dan
pemimpin kita. Beliau telah bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي
تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang yang beriman
dalam sikap saling mencintai, saling menyayangi dan saling menyantuni di antara
mereka adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh merasa sakit,
niscaya seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakan sakitnya dengan tidak bisa
tidur dan demam panas.” (HR. Muslim no. 2586)
Wahai kumpulan orang-orang yang
mulia…
Melalui kalian, saya sampaikan
kepada bangsa Mesir dan aku katakan kepada kalian apa yang aku dengar dan aku
lihat dari bangsa yang besar ini
Kepada semuanya…tanpa
terkecuali…kepada semua kekuatan, organisasi, partai perkumpulan dan warga
Mesir, yang Muslim maupun Masehi…
warga Mesir semuanya untuk
meninggikan suaranya dan menyatakan suaranya dengan penuh kejelasan….
Kita bersama Suriah, rakyatnya dan
kehendaknya…
melawan rezim yang berkuasa
sekarang, yang membunuhi anak-anak, menyerang wanita-wanita, dan meminta
bantuan tentara dari luar negeri untuk membunuhi rakyatnya sendiri.
Labbaiki ya Suriah…
Labbaiki ya Suriah….
Saudara-saudara yang mulia,
laki-laki dan perempuan…
Hadirin semua…
Saya harus memulai pembicaraan saya
kepada kalian dengan salam yang wajib
Assalamu’alaykum
wa rahmatullah wa barakatuh
Dari sini saya sampaikan pesanku
dari bumi Kinananh, jantung umat Arab, yang terbakar penduduknya oleh rasa pilu
dan mereka bergerak sebagai bentuk komunikasi dan pembelaan kepada rakyat
Suriah, saudara kandung kita, yang merupakan bagian dari umat kita…di mana
sekarang sedang mengalami penderitaan yang tidak pernah terjadi sedahsyat ini
dalam sejarah negeri kita.
Kaum wanita, orang tua, anak-anak,
para pemuda, sumber daya, dan menghadapi penghancuran…padahal mereka bangsa
yang tak bersenjata dan tidak bersalah…mereka dihancurkan hanya karena mereka
menghendaki pemerintahan yang mewakili kehendak mereka.
Mereka diserang dan dibantai dalam
waktu yang telah lama.
Kaum wanita diserang dan diperkosa,
mereka kini memanggil kita, maka kita menjawabnya: “Labbaiki ya Suriah…”
Inilah yang kalian lakukan dan
kalian ungkapkan dengan tindakan yang kalian lakukan mewakili rakyat Mesir. Aku
mengingat-ingat seruan kalian kepadaku, namun aku katakan hari ini adalah hari
pertolongan…hari merasakan penderitaan sebuah bangsa yang mencintai
perdamaian…bangsa yang sedang berjuang untuk meraih kehendak (hak-hak)
legalnya…dalam kemerdekaan dan kehidupan yang mulia…
Aku tegaskan wahai saudara-saudara
tercinta, bahwa kami tidak akan hidup tenang dan tidak merasa tentram, mata tak
akan terpejam dan lambung tidak akan tenang di pembaringan sampai kita melihat
rakyat Suriah menegakkan negara merdeka di atas tanah air mereka secara
penuh…yang telah disirami dengan darah aak-anak, wanita-wanita dan
pemuda-pemuda mereka.
Janganlah seorang pun memahami bahwa
aku akan melaksanakan kewajibanku sekarang, pada satu hari saja, tapi tiap hari
dan tiap jam, sehingga rakyat Suriah merasakan keamanan dan jaminan keamanan
sebagaimana kita menginginkannya untuk diri kita sendiri.
Kita telah bersama selama puluhan
tahun, pada perang tahun 1967 Mesir bersama Suriah, pada perang tahun 1973
Mesir bersama Suriah, dan menghadapi persoalan Palestina Mesir juga bersama
Suriah. Sejak dahulu dan sampai saat ini, kita memperjuangkan persoalan ini,
persoalan Palestina, bersama-sama.
Inilah dia sayap kita di sebelah
kiri dan paru-paru kita di Syam, yang dengannya kita bernafas, sedang
menghadapi serangan dan permusuhan, di mana rakyat Suriah menghadapi genocide
secara sistematis oleh kekuatan lokal dan internasional, yang tidak
mempedulikan kemanusiaan, kemuliaan dan penderitaan rakyat Suriah. Genocide
yang menyebabkan tanah air tercerai-berai, puluhan ribu korban jiwa, dan jutaan
pengungsi yang menghadapi beratnya terusir dari kampung halaman.
Laporan PBB telah menyebutkan sampai
saat ini lebih dari 90 ribu penduduk sipil Suriah gugur, ratusan ribu penduduk
terluka, dan jutaan pengungsi yang menghadapi pahitnya terusir dari kampung
halaman, merasakan getirnya kelaparan, ketakutan, sakit dan tekanan psikologis,
juga pada keluarga dan anak-anak mereka.
Pertama, Rakyat, pemimpin, lembaga resmi negara, organisasi sipil
dan kekuatan politik (di Mesir)…kami semua berdiri dalam satu barisan bersama
rakyat Suriah sampai mereka berhasil meraih hak-hak legal mereka yaitu merdeka
dari penindasan rezim diktator dan terbebas dari kebiadaban thaghut dan para
kriminil. Rakyat Mesir mendukung perjuangan rakyat Suriah, dengan dukungan
material dan spiritual. Rakyat Mesir …pemerintah Mesir…tentara Mesir…tidak akan
membiarkan rakyat Suriah sampai mereka meraih hak-hak mereka, kehormatan mereka
dan kedaulatan mereka atas tanah air bersatu mereka, yang mencakup semua unsur
rakyat Suriah.
Kedua, tidak campur tangan dalam persoalan dalam negeri
negara-negara lain. Kebijakan politik Mesir adalah tidak melakukan intervensi
atas persoalan dalam negeri negara-negara lain. Namun Mesir dengan teguh dan
kuat berdiri bersama dengan pilihan rakyat negara itu sendiri. Karena
rakyat Suriah telah meminta bantuan kita, maka selamanya kami tidak akan
menelantarkan mereka. Kami mendukung perjuangan saudara-saudara kami di Suriah
untuk meraih kemerdekaan dan menentukan pemerintahan yang mewakili kehendak
mereka.
Di sini kami menegaskan bahwa kami
mendukung pemerintahan baru Suriah bersatu, di bawah kepemimpinan yang terpilih
dan mewakili seluruh unsur rakyat Suriah. Sebab hal ini merupakan tuntutan
dalam negeri rakyat Suriah, sebagaimana ia merupakan tuntutan rakyat Mesir,
karena stabilitas nasional Mesir juga dimulai dari stabilitas di sana (Suriah).
Rakyat Mesir tidak bisa menerima hal
yang ditolak oleh saudara kandung mereka, rakyat Suriah, yaitu usaha rezim yang
berkuasa saat ini (Bashar Asad) untuk memilih dirinya sendiri agar menjadi
bagian dari masa depan politik baru Suriah.”
(sumber: arrahmah.com)