Pendukung Mursi yang sedang menunaikan salat ketika demonstrasi
Mayoritas warga Mesir yang terdiri dari beberapa partai politik dan independen menggelar aksi demo damai di Rab'ah Adawiyah, Kairo, Ahad (30/6), sebagai upaya pembelaan presiden terpilih mereka dari demo oposisi yang berlangsung di Tahrir Square pada hari yang sama.
“Pendukung Mursi
jauh lebih banyak. Ada sebelas partai yang ikut bergabung mendukung
pemerintahan Mursi, termasuk petinggi Partai Kebebasan dan Keadilan
(FJP) yang ikut dalam prosesi damai di perempatan Kairo itu,” kata Dany
Novery, koresponden kantor berita Islam MINA (Mi’raj News Agency) di
Kairo.
Salah satu lembaga survey di
Mesir memberikan laporan jumlah partisipan demo di Rab’ah Adawiyah jauh
lebih banyak yakni mencapai 250 ribu orang dibanding demo oposisi di
Tahrir Square yang mencapai kisaran 37 ribu orang.
Meskipun
jumlahnya yang banyak, menurut Dany, para pendukung Mursi mampu
melakukan pawai dengan damai dan tertib. Setiap waktu shalat tiba,
mereka langsung bergegas untuk shalat dan tidak banyak berbicara.
“Ketika
shalat malam (tahajud) sekitar pukul dua pagi pun mereka berjamaah dan
dalam keadaan sunyi, mereka pun sangat tertib dan ketika para pria
shalat, para wanita memungut sampah-sampah agar rapi kembali,” kata
Dany.
Dany menambahkan, ketika
selesai para pendukung Mursi menulis pernyataan yang meminta maaf kepada
para penduduk yang tinggal di area Rab’ah Adawiyah karena telah membuat
kebisingan dengan adanya demo bukti pembelaan ini.
“Berbeda
dengan di Tahrir yang berteriak dan mengancam akan melakukan aksi
anarkis jika dalam enam jam Mursi tidak turun dari kepresidenan,” tambah
Dany.
“Mobil oposisi yang lewat
depan mereka pun tidak mereka apa-apakan. Biasanya kalau dalam situasi
yang berbeda, para pendemo pasti akan melempari mobil lawan yang lewat
di depan mereka, ini menunjukkan saking damainya demo mereka," tegas
Dany.
Menurut koresponden MINA,
sangat disayangkan mayoritas media nasional Mesir malah lebih banyak
menyoroti demo yang ada di Tahrir daripada di Rab’ah, meskipun sudah
diketahui jumlah mana yang lebih besar. “Bisa terlihat media juga
berusaha menjatuhkan Mursi,” tambah Dany.
Sejak
beberapa hari terakhir pihak oposisi menggencarkan demonstrasi
besar-besaran ini, memperingati satu tahun masa pemerintahan Mursi sejak
dilantik 30 Juni 2012 lalu. Oposisi yang sudah berada di Tahrir
mengancam akan menggulingkan Mursi secara paksa jika presiden terpilih
secara demokrasi itu tidak turun dari jabatan.
Dewan
militer Mesir telah menyiagakan militer dan tank-tank di Tahrir guna
melindungi bangunan dan properti dari pengrusakan-pengrusakan anarkis.
Salah satu petinggi militer menyatakan pemerintah militer menurunkan
polisi dan militer bukan untuk menyerang warga pendemo, namun melindungi
infrastuktur dari penzarahan kasar mereka. (sumber: mirajnews.com)