Titik Temu Wahabi - NU

Banyak orang terkejut ketika seorang ulama Wahabi mengusulkan agar kitab-kitab Imam Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, diajarkan di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah Islam di Indonesia. Hal itu karena selama ini dikesankan bahwa paham Wahabi yang dianut oleh pemerintah dan mayoritas warga Arab Saudi itu berseberangan dengan ajaran Nahdlatul Ulama yang merupakan mayoritas umat Islam Indonesia.

Tampaknya selama ini ada kesalahan informasi tentang Wahabi dan NU. Banyak orang Wahabi yang mendengar informasi tentang NU dari sumber-sumber lain yang bukan karya tulis ulama NU, khususnya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari. Sebaliknya, banyak orang NU yang memperoleh informasi tentang Wahabi tidak dari sumber-sumber asli karya tulis ulama-ulama yang menjadi rujukan paham Wahabi.

Kaidah Kuasa dari 5 Khulafaur Rasyidin

Tak bisa dipungkiri, bahwa banyak sekali teladan yang dicontohkan oleh pemimpin nan adil yang ditampilkan oleh khulafaur rasyidin. Mereka tidak hanya mampu menampilkan keshalehan secara mandiri, tetapi suka keshalehan secara sosial yang dipraktikkannya dalam kepemimpinan mereka. Hal itu tidak lain karena mereka memahami benar makna sebuah kekuasaan sehingga menggunakannya dengan baik dan tepat. Berikut kaidah yang digunakan oleh 5 khalifaur rasyidin dalam memimpin rakyatnya pada masa mereka memerintah sesuai dengan suhu politik kala itu.
Kaidah 1
"Jika pasar mengalahkan Masjid, maka Masjid akan mati. Jika Masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup."
-Abu Bakar Ash-Shiddiq-

Kaidah 2
"Negeri akan baik jika orang shalihnya kuat, orang jahatnya lemah. Negeripun rusak jika sebaliknya."
-'Umar ibn Al Khaththab-