Terkait kasus eksekusi mati murtadin penginjil Omega Suparno asal kota ukir Jepara oleh tiga orang Jepara yakni Ustadz Amir Mahmud, Sony Sudarsono, dan Agus Suprapto, yang telah melecehkan Islam, Munarman SH menyatakan setuju dan hal itu satu hal yang pantas untuk dilakukan.
Karena dalam kasus tersebut, negara tidak berperan aktif untuk mencegah orang-orang yang telah jelas menghina dan menghujat agama lain, dalam hal ini agama Islam. Menurut direktur An Nashr Institut ini, apa yang dilakukan tiga orang tersebut merupakan ekspresi spontanitas untuk membela Islam.
Pasalnya, jika melihat kronologi yang terjadi sebelumnya, eksekusi mati Trio Mujahid Jepara terhadap calon pendeta murtadin itu ada rentetan peristiwa yang mengiringinya. Yakni, sang murtadin tersebut telah terbukti dalam pandangan Islam melecehkan dan menghina simbol agama Islam.
...Yaa, bagus itu. Karena disitu negara tidak berperan dan orang-orang yang seperti itu biar kapok (untuk tidak menghina Islam lagi -red)...Bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap Islam yang diajarkan oleh murtadin penginjil itu antara lain bahwa Allah itu sebenarnya tidak ada dan baru diadakan sejak adanya bangsa Arab; Al-Qur'an itu salah semua dan layak untuk injak-injak; Nabi Muhammad itu tidak boleh dikultuskan karena kenabiannya setara dengan gelar kiyai di Jawa; dan sebagainya.
“Yaa, bagus itu. Karena disitu negara tidak berperan dan orang-orang yang seperti itu biar kapok (untuk tidak menghina Islam lagi -red),” kata Munarman kepada voa-islam.com sebelum mengisi talk show “Membongkar Diskriminasi HAM Terhadap Umat Islam” di masjid Baitul Makmur Solo Baru, Sukoharjo pada Ahad (23/6/2013).
Salah satu pimpinan pusat Front Pembela Islam (FPI) ini menghimbau para pendeta dan penginjil agar lebih berhati-hati kembali di kemudian hari. Jangan sampai umat Islam terusik dan kemudian merespokan tindakan provokatif seperti itu.
...Hal itu biar menjadi pelajaran dan peringatan bagi para pendeta. Karena jika Islam dihina dan dilecehkan, umat Islam tidak akan tinggal diam...Kasus eksekusi mati murtadin penginjil di Jepara juga harus betul-betul menjadi pelajaran dan peringatan bagi para pendeta dalam menyampaikan ajarannya jangan sampai menyinggung unsur SARA.
Ia menambah, jangan sampai kasus seperti itu terulang kembali dan umat Islam yang dipersalahkan. Karena jika terulang kembali hujatan-hujatan dan bentuk pelecehan lainnya terhadap simbol agama Islam dalam bentuk apapun, maka umat Islam takkan diam saja.
“Hal itu biar menjadi pelajaran dan peringatan bagi para pendeta. Karena jika Islam dihina dan dilecehkan, umat Islam tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
(sumber: voa-islam.com)