Rancangan konstitusi yang disusun oleh sekutu Presiden Mohamed Mursi
berdasarkan hasil referendum yang diumumkan Selasa, 25 Desember 2012,
mendapat persetujuan dari warga Mesir. Tak pelak, hal itu
menunjukkanbahwa kaum liberal, sayap kiri, dan Kristen Mesir tidak
berdaya menghadang kekuatan Islam yang berkuasa di negeri itu.
Hasil akhir referendum menyimpulkan bahwa konstitusi itu disetujui oleh 63,8 persen pemilih. Ini merupakan kemenangan beruntun kelompok Islamis Mursi untuk yang ketiga kalinya sejak Hosni Mubarak digulingkan pada revolusi 2011.
Sebelumnya, kelompok oposisi turun ke jalan untuk menghadang konstitusi itu. Mereka menilai konstitusi itu mencampur-adukkan politik dan agama secara berbahaya, dan mengabaikan hal-hak kaum minoritas.
Sebaliknya, Presiden Mursi mengatakan konstitusi itu menawarkan perlindungan yang cukup untuk kaum minoritas. Penerapan konstitusi itu dinilai Mursi sangat mendesak demi menghindari dua tahun pergolakan dan ketidakpastian politik di Mesir yang telah melemahkan bahkan menghancurkan perekonomian negara itu.
“Saya berharap semua kekuatan nasional di Mesir kini mulai bekerja sama untuk membangun sebuah Mesir baru. Saya melihat rancangan ini sebagai konstitusi terbaik dalam sejarah Mesir,” kata Murad Ali, pejabat senior di partai sekutu Mursi, kepada Reuters.
Sementara untuk mengatasi kerusuhan yang telah terjadi berminggu-minggu sehingga melumpuhkan perekonomian Mesir, pemerintah menerbitkan peraturan baru terkait mata uang asing untuk mencegah pelarian modal ke luar negeri. Kini semua orang dilarang untuk meninggalkan atau memasuki Mesir dengan membawa uang tunai lebih dari US$10.000.
Hasil akhir referendum menyimpulkan bahwa konstitusi itu disetujui oleh 63,8 persen pemilih. Ini merupakan kemenangan beruntun kelompok Islamis Mursi untuk yang ketiga kalinya sejak Hosni Mubarak digulingkan pada revolusi 2011.
Sebelumnya, kelompok oposisi turun ke jalan untuk menghadang konstitusi itu. Mereka menilai konstitusi itu mencampur-adukkan politik dan agama secara berbahaya, dan mengabaikan hal-hak kaum minoritas.
Sebaliknya, Presiden Mursi mengatakan konstitusi itu menawarkan perlindungan yang cukup untuk kaum minoritas. Penerapan konstitusi itu dinilai Mursi sangat mendesak demi menghindari dua tahun pergolakan dan ketidakpastian politik di Mesir yang telah melemahkan bahkan menghancurkan perekonomian negara itu.
“Saya berharap semua kekuatan nasional di Mesir kini mulai bekerja sama untuk membangun sebuah Mesir baru. Saya melihat rancangan ini sebagai konstitusi terbaik dalam sejarah Mesir,” kata Murad Ali, pejabat senior di partai sekutu Mursi, kepada Reuters.
Sementara untuk mengatasi kerusuhan yang telah terjadi berminggu-minggu sehingga melumpuhkan perekonomian Mesir, pemerintah menerbitkan peraturan baru terkait mata uang asing untuk mencegah pelarian modal ke luar negeri. Kini semua orang dilarang untuk meninggalkan atau memasuki Mesir dengan membawa uang tunai lebih dari US$10.000.