Kairo - Setelah putaran kedua referendum Mesir berlangsung di 17
Propinsi Sabtu (22/12), nampaknya kubu Pro-Konstitusi unggul atas
oposisi yang menolak rancangan konstitusi Presiden Moursi. Meskipun
perhitungan resmi belum diumumkan, berbagai perhitungan unofficial
menunjukkan Pro-Konstitusi mengungguli oposisi.
Menurut perhitungan Ahram Online, pro konstitusi secara keseluruhan ( putaran 1 dan 2) menang 63,96 %, sementara oposisi memperoleh 36,04 %. Perhitungan lembaga swasta lainnya juga menunjukkan kemenangan Pro-Konstitusi meski dengan angka yang berbeda-beda.
Referendum ini hanya diikuti 31,62 % dari total warga yang mempunyai hak suara 51.332.375 orang. Berarti Golput mencapai 68 % lebih. Tentu referendum tetap sah, tapi banyak orang mempersoalkan legalitas dari sebuah konstitusi yang berlakunya ditentukan oleh referendum yang hanya diikuti 31,62 % dari jumlah pemilih. Pihak oposisi juga menuduh banyak kecurangan dalam proses referendum, tapi pro-konstitusi terutama Ikhwanul Muslimin menolak tuduhan oposisi.
Menurut perhitungan Ahram Online, pro konstitusi secara keseluruhan ( putaran 1 dan 2) menang 63,96 %, sementara oposisi memperoleh 36,04 %. Perhitungan lembaga swasta lainnya juga menunjukkan kemenangan Pro-Konstitusi meski dengan angka yang berbeda-beda.
Referendum ini hanya diikuti 31,62 % dari total warga yang mempunyai hak suara 51.332.375 orang. Berarti Golput mencapai 68 % lebih. Tentu referendum tetap sah, tapi banyak orang mempersoalkan legalitas dari sebuah konstitusi yang berlakunya ditentukan oleh referendum yang hanya diikuti 31,62 % dari jumlah pemilih. Pihak oposisi juga menuduh banyak kecurangan dalam proses referendum, tapi pro-konstitusi terutama Ikhwanul Muslimin menolak tuduhan oposisi.
Dalam pada itu, Sabtu malam (22/12), Moursi mengumumkan nama-nama dari 90 anggota baru yang telah ditunjuk sebagai anggota majelis tinggi parlemen. Media pemerintah melaporkan, dan seorang pejabat kepresidenan mengatakan daftar itu terutama liberal dan non-Islam. (SI ONLINE)