Tabel Hasil perolehan suara Referendum Tahap I (sumber: laman fb IM) |
Referendum Mesir, Bukti Kokohnya Mursi
By: Nandang Burhanudin
***
Moursi-IM-Salafy-dan koalisi kekuatan Islam bisa "sedikit bernafas lega"
atas hasil referendum yang mengatakan 56,53 % rakyat menerima
"Amandemen Konstitusi" dan 43,47 % menolak. Sebaliknya kaum
Liberal-Sekuler yang didukung minoritas Koptic dan Muslim ambigu,
semakin "kebingungan" dan memikirkan langkah strategis agar kemenangan
kaum Islamiyun bisa dijegal di fase kedua referendum, juga pada
pemilihan anggota DPR dua bulan yang akan datang.
Selain menunjukkan kokohnya koalisi kekuatan Islam, suksesnya referendum
yang diraih kaum Islamiyun menjadi pertanda nyata semakin kuatnya
elektabilitas dan ketokohan Dr. Moursi, terutama di provinsi-provinsi
yang pada Pilpres pertengahan tahun 2012 tidak memilih Moursi.
catatan (ed):Di Propinsi Sharkiyyah menang 65,9 % padahal waktu pilpres kemarin Morsi kalah.
Juga di Propinsi Daqahliya (Manshurah); 55.1% Yes dan 44.9% No | dimana putaran 2 pilpres, Mursi kalah di propinsi ini.Anas Akram Syair (IM) mengatakan: "Sekarang (referendum tahap I) ibarat pertandingan tandang dan kita (pro) menang, apalagi nanti pertandingan kandang".Referendum tahap 1 diadakan di provinsi yang rata-rata menjadi lumbung suara Shafiq ketika Pilpres. Khususnya Cairo.Referendum tahap 2 (Sabtu, 22/12) akan berbeda dg tahap 1. Tahap 2 akan diadakan di provinsi-provinsi yg menjadi kantong suara kalangan Islamis.Referendum tahap 1 ibarat kemenangan 'tandang' 0-1 bagi mereka yg mengatakan "Iya". Kemenangan 'kandang' di tahap 2 akan lebih besar. Insya Allah.
Jika di Gel. 1 yg berkata "Iya" 56,53% dan "Tidak" 43,47%. Diperkirakan di Gel. 2 persentase "Iya" akan meningkat dan "Tidak" akan berkurang.
Sedangkan angka 43 % penolakan terhadap amandemen Konstitusi membuktikan
bahwa realitas masyarakat Mesir belum sepenuhnya FUTUH dan ini menuntut
kerja keras aktivis Islam (IM+SALAFY) untuk semakin gencar berdakwah
dengan langkah nyata, massif, dan terukur. Mengingat angka 41 % memberi
tanda adanya tiga kelompok besar rakyat Mesir yang:
1. Pro rezim Mubarak, yang merindukan era Mubarak kembali berkuasa.
Ini dimotori oleh para pejabat, kroni-kroni Mubarak, birokrasi, dan
aparat yang banyak menikmati hak-hak privilage. Bukti-bukti nyata sangat
mudah ditemukan, misalnya aparat polisi yang dimotori beberapa perwira
tinggi, pamen, dan perwira di lapangan yang cenderung memihak oposisi.
Dimana mereka MEMBIARKAN aksi anarkisme terhadap Syaikh Mahlawi,
pengepungan jamaah di masjid Asy-Syuhada Alexandria, penghancuran 28
kantor IM dan markaz-markaz Dakwah milik Salafy, pengeroyokan terhadap
wartawan koran FJP (afiliasi ke partai FJP-IM), dan anarkisme kepada
para pengikut Syaikh Hazim Ismail (pemimpin salafy Mesir). Namun pihak
aparat begitu CEPAT dan GALAK saat ada pengrusakan kantor Partai Wafd
(sekuler) dengan menuduh pelakunya adalah pengikuti Syaikh Hazim Ismail.
2. Kaum Oportunis yang menunggangi eksponen Revolusi 25 Januari.
Mereka diwakili kaum kaya dan borju, yang tidak menampakkan diri
MENENTANG Moursi, namun diam-diam mendanai aksi anti Moursi. Tidak ada
alasannya, selain alasan ekonomi dan kepentingan bisnis.
3. Kaum yang terkena propaganda.
Termasuk salah satunya adalah Kristen Koptic. Padahal Moursi dengan
keneragawanannya telah memberikan 9 jatah kursi di MPR Mesir (5 Kristen
Ortodox, 2 Kristen Protestan, 2 Kristen Katholik), 1 di Wakil Presiden, 3
di Kementrian, dan dalam draft Konstitusi yang diamandemen, Kristen
menjadi agama samawi minoritas yang dilindungi keberadaan dan
keberlangsungannya oleh negara. Tapi, Kristen Koptik terkecoh propaganda
hingga akhirnya tak sedikit Betrix, Pendeta, yang terhasut. Kebencian
terus menerus dihembuskan, bahkan Majalah Rozer Yousef milik Koptik
menyebut Moursi sebagai "FIR'AUN BERJANGGUT".
Termasuk yang terkena propaganda adalah umat Islam yang pikirannya
menerapkan Wahyu Ilahi, namun kakinya tidak berpijak di bumi. Seperti
mengawang. TIdak di langit tidak di bumi. Di saat seluruh elemen Muslim
lain berjibaku melawan koalisi SEkuler-Liberal, tipe muslim demikian
lebih memilih GOLPUT dan sibuk SENDIRI dengan konferensi-konferensi dan
seminar-seminar. Alhamdulillah, jumlah mereka tak terlalu signifikan.
Hingga tidak menggenapkan tidak juga mengganjilkan.
Di titik ini, kematangan dakwah IM+Salafy dan faksi-faksi Islam lain
dituntut. Benar yang dikatakan Asy-Syahid Hasan Al-Banna, "Tugas sebagai
dai bukan mencaci maki gubuk-gubuk akidah yang reyot dan usang. Tugas
kita bukan menjelek-jelekkan keadaan dan sistemnya yang usang. Namun
tugas kita adalah mendirikan istana akidah yang megah. Agar
mereka-mereka bisa masuk ke dalamnya dengan sukarela, dan gubuk-gubuk
akidah mereka yang reyot dan usang akan hancur oleh mereka sendiri,
bukan oleh kita."
Oleh karena itu, IM-Salafy dan Poros Koalisi Kekuatan Islam bersepakat:
- Bekerja sungguh-sungguh untuk menjadi pengawal Konstitusi dan produk-produknya yang konstitusional.
- Memberikan suara "YA" atas amandemen konstitusi agar Mesir mengakhiri masa turbulensi, fokus membangun negeri, dan memfungsikan kembali lembaga-lembaga negara.
- Melawan dengan TEGAS dan BERANI setiap aksi diktator yang anarkis dan merusak, baik merusak akhlak ataupun politik dengan cara-cara yang santun namun tetap tegas.
- Mengetuk hati-hati dari jiwa-jiwa yang masih memiliki nurani untuk turun menyelamatkan bangsa mesir menuju bangsa Terhormat, MERDEKA, ADIL, dan SEJAHTERA.
- Membuka DIALOG kepada seluruh parpol-elemen-tokoh-dan suku di Mesir untuk mencari solusi dari setiap perbedaan demi kesuksesan revolusi.
- Mendukung kebersihan hukum dan keberanian menindak setiap perilaku jahat yang merusak ketenteraman dan keadilan rakyat Mesir.