REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Presiden Mesir, Mohamed Mursi, dalam pidatonya,
Kamis (6/12) malam menyatakan tidak akan menoleransi pembunuhan atau
sabotase. Ia hanya menghormati kebebasan berbicara.
Pidato itu disampaikan resmi setelah bentrok berdarah antara pendukungnya dengan massa kubu oposisi, demikian lapor AFP.
"Kami menghormati kebebasan berbicara yang damai namun tak pernah membiarkan siapapun melakukan pembunuhan dan sabotasi," ujarnya dalam pidato di tengah krisis politik terburuk sejak terpilihnya ia menjadi presiden pada Juni lalu.
Pada Kamis, medis melaporkan tujuh orang tewas dalam bentrok malam sebelumnya antara pendukung Mursi dan oposisi dari pihak sekuler. Peristiwa terjadi di luar istana kepresidenan.
Militer memasang pembatas kawat berduri 150 meter dari istana, setelah memerintahkan baik sekutu Mursi atau penentangnya untuk mundur.
Pidato itu disampaikan resmi setelah bentrok berdarah antara pendukungnya dengan massa kubu oposisi, demikian lapor AFP.
"Kami menghormati kebebasan berbicara yang damai namun tak pernah membiarkan siapapun melakukan pembunuhan dan sabotasi," ujarnya dalam pidato di tengah krisis politik terburuk sejak terpilihnya ia menjadi presiden pada Juni lalu.
Pada Kamis, medis melaporkan tujuh orang tewas dalam bentrok malam sebelumnya antara pendukung Mursi dan oposisi dari pihak sekuler. Peristiwa terjadi di luar istana kepresidenan.
Militer memasang pembatas kawat berduri 150 meter dari istana, setelah memerintahkan baik sekutu Mursi atau penentangnya untuk mundur.