Komnas HAM RI mengecam keras kudeta yang dilakukan militer terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi yang terpilih secara sah melalui mekanisme demokrasi.
“Saya mengecam sikap Barat dan Parlemen Eropa karena tidak “tulus“ menyebut penggulingan itu sebagai kudeta,” ujar Komisioner Komnas HAM RI, Maneger Nasution, Senin (8/7), sebagaimana dilansir ROL.
Maneger Nasution menilai Barat telah mengabaikan nilai-nilainya sendiri dengan tidak menyebut intervensi militer di Mesir sebagai kudeta.
“Ini adalah tes ketulusan Barat dan Eropa telah gagal. Hemat saya kudeta itu adalah kejahatan kemanusiaan, pengkhiatan demokrasi, serta mengorbankan rakyat dan masa depan Mesir,” ungkap Maneger Nasution.
Pihaknya menilai kudeta militer yang dilakukan terhadap Presiden Mursi adalah kejahatan kemanusiaan dan sebagai pengkhianatan demokrasi terbesar abad ini.
Menurutna, kudeta militer itu akan menjadi bencana bagi masa depan Mesir. Militer yang tampaknya “mundur” dari politik setelah lengsernya Husni Mubarak (Februari 2011) telah kembali melangkah ke arena kekuasaan.
”Kudeta militer ini telah menjadi intervensi penghancuran politik negara Mesir yang baru saja menghirup udara demokrasi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade,” paparnya.
Komnas HAM RI juga menyampaikan ucapan duka kemanusiaan atas jatuhnya korban 30 orang tewas dan lebih dari 1.000 cedera akibat dalam bentrokan pada Jumat. (Heri Ruslan/ROL)