Kairo, 16 Muharram 1434/30 November 2012 (MINA) - Ribuan Massa pro-dekrit Mursi merencanakan akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran sebagai bukti mendukung dekrit Mursi pada Sabtu besok (01/12).
"Ribuan pro-dekrit Mursi akan turun ke
jalan Sabtu pagi untuk mendukung dekrit Mursi agar dipertahankan," kata
koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Kairo saat dihubungi dari
Jakarta Jum'at dini hari (WIB).
Demontrasi ribuan pro-dekrit Mursi itu
direncanakan berpusat di Tahrir Square. Aksi ini dikhwatirkan dapat
memicu bentrokan dikarenakan massa anti-dekrit Mursi sudah berada di
Tahrir Square sejak Jum'at (23/11) lalu.
Massa pro-dekrit Mursi yang akan mengambil bagian dalam aksi demontrasi
Sabtu besok merupakan gabungan dari gerakan Islam yaitu, Ikhwanul
Muslimin, Partai Keadilan dan Kebebasan (sayap politik Ikhwanul
Muslimin), Partai Salafi Al-Nour, Partai Salafi Al-Asala, Front Salafi,
Partai Pengembangan dan Pembangunan (sayap politik Jama'ah Islamiyah)
dan partai Islam moderat Al-Wasat.
Sementara itu, hingga kini demo yang
dilakukan anti-dekrit Mursi masih terus berlangsung dengan damai di
Tahrir Square. "Jumlah pendemo anti-dekrit Mursi pun tetap dari hari ke
hari, hanya bertambah pada poster dan tulisan-tulisan slogan anti-dekrit
Mursi." kata koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Kairo.
Dia menegaskan, pendemo anti-dekrit Mursi
yang berada di Tahrir Square berasal dari daerah-daerah luar Kairo.
"Mereka mendapat fasilitas bus untuk melakukan demonstrasi di Tahrir
Square," kata koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Kairo.
Tidak hanya diberi fasilitas bus, para
pendemo anti-Dekrit mursi juga diberi uang saku sekitar 150 Pound Mesir
(Rp 235 ribu). "Mereka difasilitasi oleh tokoh-tokoh dari partai liberal
dan anti Islam".
Beberapa tokoh penggerak demo tampak di
lapangan adalah Mohamed El-Baradei, Amr Moussa dan Hamdeen Sabahi.
Ketiganya adalah tokoh politik Mesir yang kalah saat pemilu pemilihan
Presiden Mesir Juni lalu.
Dekrit Mursi Bersifat Sementara
Koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Kairo juga melaporkan,
hingga kini Presiden Mesir Muhammad Mursi tidak ada tanda-tanda untuk
mencabut Deklarasi Konstitusi yang dikeluarkannya pada Kamis (22/11).
Deklarasi Konstitusi tersebut menggambarkan keputusan presiden mutlak
dan tidak bisa diganggu gugat.
Namun, Deklarasi Konstitusi tersebut sifatnya hanya sementara.
Dekrit itu bertujuan meminta
pertanggungjawaban mereka yang terlibat kegiatan korupsi yang dilakukan
di bawah rezim sebelumnya dan selama masa transisi, serta untuk mencapai
hak-hak para martir revolusi, yang hanya dapat dicapai dengan deklarasi
tersebut.
"Presiden menegaskan kembali sifat
sementara dari perkataan resolusi, yang tidak dimaksudkan untuk
berkonsentrasi pada kekuasaan, tetapi sebaliknya untuk menyerahkan hal
itu kepada parlemen yang terpilih secara demokratis dan untuk
menghindari setiap upaya untuk melemahkan atau membatalkan dua badan
yang dipilih secara demokratis (majelis tinggi tingkat parlemen dan
Majelis Konstituante), serta menjaga sikap netral dari lembaga peradilan
dan membatalkan politisasi lembaga tersebut," lanjut jurubicara Kantor
Kepresidenan dalam siaran pers Ahad (25/11) lalu.
Dilansir dari website resmi Ikhwanul
Muslimin, Dr Essam El-Erian, Wakil Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan
(FJP), yakin bahwa permintaan para demonstran anti-dekrit Mursi untuk
membatalkan Deklarasi Konstitusi akan dicapai dalam beberapa pekan ke
depan, saat konstitusi baru negara itu menggantikan semua piagam
sebelumnya.
"Israel adalah yang pertama untuk
menggambarkan Presiden Mohamed Mursi sebagai seorang diktator, karena
Zionis takut akan revolusi Arab." Tegas Erian.
Dr Erian menekankan, warga Mesir sekarang menuntut stabilitas bagi pembangunan ekonomi.