Jangan Fitnah Presiden Mursi. Berikan Waktu dan Kesempatan Mesir dan Turki Mengelola Negara!!

 
Gonjang-ganjing politik di Mesir merupakan sebuah hal yang direncanakan dengan target menjatuhkan Presiden Muhammad Mursi. Pelaku fitnahnya adalah kelompok Fuluul (loyalis Husni Mubarak), marxis komunis, sekular liberal, feminis, dan semua pihak yang anti Islam, gerakan Islam, proyek-proyek keislaman, dan syariah Islam. Di belakang mereka adalah Amerika, Israel, dan sekutu-sekutunya.
Setelah melakukan demonstrasi Al-Barada’iy menunggu sikap Amerika. Ternyata Amerika tetap membisu. Persis seperti syaitan yang memerintahkan kepada orang untuk kufur setelah itu kabur. Begitu pula Amr Musa didukung negara-negara teluk. Menurut laporan yang saya baca bahwa negara-negara Teluk telah mentransfer milyaran pound kepada pengusung fitnah di Mesir yang dicairkan melalui Bank Kuwait Cabang Mesir. Amerika dan terutama Israel sangat gusar dengan kondisi Mesir yang dikuasai Ikhwan dan Salafiy. Sebab cepat atau lambat implementasi syariah Islam akan terwujud di sana. Israel menjadi tidak nyaman karena merasa dirinya semakin terancam dari semua penjuru: Mesir, Palestina, Suria, dan Sudan. Sedang negara-negara Teluk sangat sakit hati karena sekutu dekat mereka Husni Mubarak jatuh melalui revolusi musim semi Arab. Jadi mereka ingin –sama dengan Amerika dan Israel– Presiden Muhammad Mursi jatuh. Kemudian digantikan Amr Musa atau Al-Barada’iy yang sama-sama anti syariah dan proyek keislaman serta menjadi budak penjajah.
Lalu di mana posisi Takfiriyyun dan HTI? Untuk siapa mereka menyebarkan fitnah? Sungguh mereka tidak menolong Islam dan juga tidak menghancurkan musuh-musuh Islam. Bahkan sikap mereka menguntungkan musuh-musuh Islam. Bagi kaum muslimin di Indonesia cukuplah mengikuti sikap Majlis Syura Ulama Mesir. Majlis tsb terdiri dari ulama-ulama besar Mesir.
Kalau anda tahu keilmuan dan keshalihan mereka maka anda akan menganggap kecil semua ulama yang ada di Indonesia. Mereka mengakui bahwa Presiden Muhammad Mursi memiliki kekeliruan namun mereka menolak menjadi penolong orang-orang kafir. Maka mereka terus memberikan nasehat dan masukan. Bahkan menyerukan aksi sejuta umat mendukung dekrit presiden. Hendaknya dipahami bahwa mentakhthi` orang kemudian memfasikkannya dan mengkafirkannya adalah uslubnya kaum khawarij sebagaimana penegasan Al-Hafizh Abu Abdillah Adz-Dzahabiy ketika menentang sikap Imam Ibnu Abi Dzi’bin kepada Imam Malik Bin Anas dalam maslah hadits khiyar.
Rajab Thayyib Erdogan dan Muhammad Mursi harus diberikan waktu dan kesempatan. Turki selama puluhan tahun telah dihancurkan oleh kaum sekular kemalis. Masjid-masjid dirubah menjadi museum. Adzan harus mengunakan bahasa Turki. Wanita dilarang memakai busana muslimah. Syariah Islam disirnahkan dari kehidupan. Negara hancur karena korupsi. Turki tidak ditakuti lagi oleh Rusia, Inggris, dan Prancis. Sedang gerakan separatis terus dipompakan untuk semakin mencabik-cabik Turki.
Mesir kondisinya lebih buruk. Imperium Ottoman telah menghancurkan Mesir sejak lebih dari dua ratus tahun lalu ketika menjadikan Muhammad Ali sebagai gubernur di sana. Semua sendi kehidupan dihancurkan. Dengan tangan besi dia menindas rakyat Mesir. Di zamannya lah mulai dikirim orang-orang Mesir ke Eropa untuk dibaratkan dan disekularkan. Rifa’ah Ath-Thahthawiy, Luthfi Al-Munfaluthiy dst adalah hasil proyeknya.
Perancis dibawah kepemimpinan Napoleon melakukan ekspedisi penggalian peninggalan peradaban Fir’aunisme. Raja Fuad, Raja Faroq, Gamal Abdun Nasher, dan Husni Mubarak semakin memperburuk kondisinya. Kalaulah bukan karena rahmat Allah dan keberadaan Al-Azhar Asy-Syarif niscaya masyarakat Mesir telah menjadi “abnaa` faraa’inah”.
Sekarang Muhammad Mursi diberikan kekuasaan oleh Allah, maka apakah kerusakan dan kehancuran yang sudah berlangsung lebih dari dua ratus tahun bisa diselesaikan dalam semalam?! -Ust. Ibnu Luthfie Attamany-
Marilah kita lebih objektif dan fair. Janganlah karena masalah-masalah yang masih berkatagori “maudhi’un nazhar” dijadikan alasan untuk mendeskriditkan seorang da’iyah. Apalagi sampai mengkafirkannya sebagaimana dilakukan kaum khawarij Indonesia. Insya Allah, bila Mursi bisa bertahan sampai lima tahun ke depan maka kerusakan selama dua ratus tahun itu sudah bisa diperbaiki sebagian besarnya atau separuhnya. Saya anjurkan bagi antum yang ingin mengerti dan memahami kerusakan Mesir untuk menelaah kitab “Waaqi’unal Mu’aashir” yang ditulis Syaikh Muhammad Quthub. Dengan demikian antum akan menghentikan semua fitnah dan tuduhan zhalim.
Oleh: -Ust. Ibnu Luthfie Attamany-
Share this with short URL: