Syatir, tokoh kharismatik Ikhwan
Jakarta (voa-islam.com) Sesudah negosiasi antara tokoh kharismatik Ikhwan, Khairat al-Shater dengan Dewan Agung Militer (SCAF), yang dipimpin Marsekal Ahmed Husien Tantawi, yang berlangsung hampir sepanjang hari Sabtu, nampaknya mulai konstalasi politik di Mesir berubah, yang kemudian Komisi Pemilihan Presiden (SEP), mengumumkan kemenangan calon Ikhwan Mohammed Mursy, sebagai presiden Mesir.
Sebelumnya, terjadi ketegangan antara para pemimpin Ikhwan dengan SCAF, yang sebelum mengambil langkah yang sangat dramatis, sejak kemenangan Ikhwan dalam pemilihan parlemen, dan dilanjutkan kemenangan pemilihan presiden.
Militer mula-mula tak hendak menyerahkan kekuasaan kepada sipil, dan bahkan berusaha ingin melanggengkan kekuasaannya, dan secara sistematis, membubarkan parlemen, dan membuat dekrit yang membuat konstitusi baru, yang tujuannya tidak memberikan peluang Ikhwan dan Mohammed Mursy mengambil alih kekuasaan.
Namun, di balik semuanya ketegangan politik yang mengarah kepada konfrontasi antara Ikhwan dengan SCAF itu, nampaknya Khairat al-Shater, berperan sangat luar biasa menjembatani kepentingan antara Ikhwan dengan SCAF. Ketegangan itu, berakhir, yang nampaknya mencapai jalan keluar, sebagai langkah Ikhwan yang memberikan penegasan posisi Ikhwan kepada SCAF. Khairat al-Shater memberikan jalan keluar dan mengakhiri ketegangan antara Ikhwan dengan SCAF, usai pertemuan yang berlangsung hingga, hari Sabtu.
Mohammed Mursy adalah duplikat Khairat al-Shater, dan al-Shaterlah yang terus menemani Mursy berkeliling seluruh Mesir, dan disertai tentang visi masa depan Ikhwan yang disebuat dengan : An-Nahdhah (Renaisance). Visi itulah yang disampaikan oleh Mursy kepada seluruh rakyat Mesir, dan itu merupakan buah pikiran dari Khairat al-Shater. Mursy dengan dukungan organisasi yang sangat kuat dan solid, melakukan kampanye besar-besaran serta terorganisir ke seluruh rakyat Mesir.
Khairat al-Shater memberikan dukungan secara total kepada Mohammed Mursy, dan menggalang seluruh kekuatan politik di Mesir, seperti dari Salafi, kalangan Nasseris, independen, kalangan pemuda, dan menyatukan kembali mantan Wakil Mursyid, Dr.Mu'in Abul Futuh, bergabung dengan Muhammad Mursy, dan menghasilkan konsolidasi. Khairat al-Shater berhasil mempengaruhi tokoh revolusi Mesir, dan tokoh pemuda 6 Mei, yaitu Wael Ghoniem, dan kemudian mendukung Mursi.Siapa Mohammed Mursy?
Mohammed Mursy lahir tahun 1951 di provinsi Sharqiya Delta. Ia belajar di Fakultas Tehnik, Universitas Kairo. Kemudian melanjutkan ke University of South California, dan mendapatkan gelar PhD. Usai mendapatkan gelar PhD, Mursy, bekerja sebagai asisten profesor di California State University Northridge awal tahun 1980.Ia kembali ke Mesir pada pertengahan 1980-an mengajar di Fakultas Zagazig University of Engineering.Tidak seperti tidak seperti tokoh-tokoh Ikhwan lainnya, yang kenyang di penjara, Morsy belum pernah dipenjara bertahun-tahun atau puluhan tahun, atau penganiayaan seperti yang dialami tokoh-tokoh Ikhwan lainnya. Namun, mulai menggema dalam Ikhwan, ketika Mursy memenangkan pemilihan parlemen di awal tahun 2000.
Sejak itu, hubungan antara Mursi dengan Shater semakin dekat. Tidak diragukan komitmen perjuangan Mursy dalam gerakan Ikhwan, dan memiliki disiplin yang tinggi, saat terlibat dalam jajaran pimpinan dalam gerakan Ikhwan. Mursy dianggap orang yang dekat Khairat al-Shater."Shater, sangat percaya terhadap Mursy," kata Abdel Rahman Ayyasy, seorang anggota Ikhwan di Cairo. Shater, selalu lebih suka di belakang panggung, dan Mursy yang menjadi pemain utama dalam panggung politik di Mesir. Berkat dukungan Shater itu, Mursy akhirnya masuk nominasi calon presiden, bulan April 2011, dan Dewan Syura Jamaah Ikhwan, memilih Morsy sebagai presiden Partai Kebebasan dan Keadilan, saat Ikhwan mendirikan partai baru, pasca revolusi.
Dukungan Kepada Mursy
Sesudah Komisi Pemilihan mengumumkan kemenangna Mursi, dukungan kepada calon presiden datang dari berbagai kelangan dan negara.
Tak kurang Hamas, Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya melakukan pembicaraan langsung melalui telepon dengan Mursy, dan memberikan ucapan selamat kepadanya. Ismail Haniya, mengatakan kemenangan Mursy, sebagai kemenangan orang-orang beriman, ucapnya. Puluhan ribu penduduk Gaza, keluar rumah, dan merayakan kemenangan Mohammad Mursy.
Mahmud Zahar, salah pemimpin Hamas, mengatakan kemenangan Mursy, merupakan kemenangan Islamis pertama dalam sejarah, khususnya dalam dunia Arab. Ini menjadi tonggak sejarah kebangkitan Islam, ungkap Zahar. Seluruh dunia Arab, dan bukan hanya di Mesir, terjadi eforia kegembiraan atas kemenangan Mohammad Mursy dalam pemilihan presiden Mesir. Di negara Teluk, Qatar, Dubai, Emirat, serta Kuwait, Jordania, serta Saudi, berlangsung eforia, menyambut kemenangan Mohamma Mursy.
Sementara itu, Ketua SCAF, Marsekal Ahmed Husien Tantawi, melalui televisi nasional Mesir, menyampaikan ucapan selamat kepada Mursy. Perdana Israel, Benyamin Netanyahu, menyampaikan selamat kepada Mursy, dan tetap menginginkan kerjasama membangun perdamaian di Timur Tengah, ucapnya. Juru bicara Gedung Jay, mengucapkan selamat atas kemenangan Mursy, dan menyatakan, kemenangan Mursy sebagai tonggak sejarah bagi Mesir, menuju pemerintahan sipil, ujarnya.
Dalam pidatonya, semalam, menyambut rakyat Mesir, yang berada Tahrir Square, menyatakan dirinya merupakan presiden bagi seluruh rakyat Mesir, yang Islam, Kristen, tentara, wanita, laki-laki, anak-anak, dan pegawai, petani, dan seluruh rakyat Mesir, tegasnya. Mursy akan segera meninggalkan jabatannya sebagai Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan, begitu Mursy resmi menjadi presiden. Sebuah sejarah baru kehidupan di dunia Arab.