Tak bisa dipungkiri, bahwa banyak sekali teladan yang dicontohkan oleh pemimpin nan adil yang ditampilkan oleh khulafaur rasyidin. Mereka tidak hanya mampu menampilkan keshalehan secara mandiri, tetapi suka keshalehan secara sosial yang dipraktikkannya dalam kepemimpinan mereka. Hal itu tidak lain karena mereka memahami benar makna sebuah kekuasaan sehingga menggunakannya dengan baik dan tepat. Berikut kaidah yang digunakan oleh 5 khalifaur rasyidin dalam memimpin rakyatnya pada masa mereka memerintah sesuai dengan suhu politik kala itu.
Kaidah 1
"Jika pasar mengalahkan Masjid, maka Masjid akan mati. Jika Masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup."
-Abu Bakar Ash-Shiddiq-
"Jika pasar mengalahkan Masjid, maka Masjid akan mati. Jika Masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup."
-Abu Bakar Ash-Shiddiq-
Kaidah 2
"Negeri akan baik jika orang shalihnya kuat, orang jahatnya lemah. Negeripun rusak jika sebaliknya."
-'Umar ibn Al Khaththab-
"Negeri akan baik jika orang shalihnya kuat, orang jahatnya lemah. Negeripun rusak jika sebaliknya."
-'Umar ibn Al Khaththab-
Kaidah 3
"Pemimpin yang mudah menyerah pada tekanan menjatuhkan negara dalam kekacauan. Jernihlah selalu dengan ibadah."
-'Utsman ibn Affan-
"Pemimpin yang mudah menyerah pada tekanan menjatuhkan negara dalam kekacauan. Jernihlah selalu dengan ibadah."
-'Utsman ibn Affan-
Kaidah 4
"Seperti apa rakyat, demikianlah Allah memberi pemimpin sebagai wajah mereka. Selanjutnya, maukah dia membaikkan diri?"
-'Ali ibn Abi Thalib-
"Seperti apa rakyat, demikianlah Allah memberi pemimpin sebagai wajah mereka. Selanjutnya, maukah dia membaikkan diri?"
-'Ali ibn Abi Thalib-
Kaidah 5
"Memaksakan perubahan sertamerta, melahirkan penolakan menyeluruh. Mulailah dari pemahaman mendasar."
-'Umar ibn 'Abdil 'Aziz-
"Memaksakan perubahan sertamerta, melahirkan penolakan menyeluruh. Mulailah dari pemahaman mendasar."
-'Umar ibn 'Abdil 'Aziz-
Disarikan dari: buku 'Menyimak Kicau, Merajut Makna, karya Salim A Fillah