KU TERSENTAK

Di saat ku ingin merayakan hari kemerdekaan,
Ku tersentak dengan kabar yang memilukan
Dari negeri Kinanah yang dulu berjuang
Ya pertama, negeri pertama yang mengakui kemerdekaan

Di saat ku ingin mengibarkan bendera,
Ku tersentak dengan butiran peluru yang terus mendera
Di tubuh orang-orang damai yang tak bersenjata
Ya bersenjata, senjata al-Qur'an yang selalu didekap dan dibaca


Di saat orang-orang berbicara HAM dan demokrasi,
Ku tersentak dengan politik Islam yang penuh kreasi
Menjunjung tinggi HAM dan demokrasi sejati
Ya sejati, menyumpal omongan besar yang penuh basa-basi

Di saat orang-orang pada pamer kekerasan
Ku tersentak dengan rakyat merayap penuh kedamaian
Membuka tabir dunia yang penuh kepalsuan
Ya tabir, antara kacung adi kuasa dan ketulusan

Sekali lagi ku tersentak
Kesabaran yang membuat mata terbelalak
Membuat takjub mata dunia walau tak berpihak
Kecongkakan dan kemunafikan semakin terkuak

Ya, ku tersentak, lagi-lagi tersentak
Peristiwa ashhabul ukhdud akan terulang kelak
Tak hanya satu negara yang berpihak
Namun seluruh dunia, ya seluruh dunia akan bergerak

Terakhir, doa ini ku persembahkan
Khusus saudara-saudaraku yang penuh kesabaran
Teruslah berjuang hingga keadilan engkau dapatkan
Antara kemuliaan dan kesyahidan di sisi Tuhan

Bumiku Indonesia, 16 Agustus 2013
al-Faqir Ibnu Mas'ud
Share this with short URL: